Merchandise telah lama menjadi bagian penting dari ekosistem musik. Mulai dari kaos bergambar band hingga koleksi digital berbasis blockchain, merchandise musisi kini berevolusi menjadi simbol identitas sekaligus sumber pendapatan besar.
Era Kaos dan Aksesori
Kaos band adalah bentuk merchandise paling klasik. Sejak era rock 70-an, kaos dengan logo band menjadi identitas fans. Penjualan kaos, jaket, hingga pin dan stiker menjadi pendukung utama finansial band tur keliling dunia.
Contoh legendaris: kaos The Rolling Stones dengan logo lidah ikonik yang hingga kini masih populer. Menurut Rolling Stone, penjualan kaos konser bisa menghasilkan jutaan dolar dalam satu tur.
Vinyl, CD, dan Koleksi Fisik
Merchandise musisi juga hadir dalam bentuk rilisan fisik seperti CD edisi terbatas, vinyl berwarna, hingga box set eksklusif. Koleksi ini memberikan nilai emosional sekaligus investasi jangka panjang bagi penggemar.
Tren vinyl bahkan kembali bangkit dalam satu dekade terakhir. Banyak artis besar seperti Taylor Swift dan Harry Styles merilis album dengan varian vinyl unik.
Kolaborasi Fesyen dan Sneaker
Beberapa musisi melangkah lebih jauh dengan kolaborasi fesyen. Kanye West lewat Yeezy, Travis Scott dengan Nike, hingga Billie Eilish dengan Jordan menunjukkan bahwa merchandise musisi kini bisa merambah dunia sneaker dan streetwear.
Kolaborasi ini bukan hanya merchandise, tapi juga bagian dari budaya pop global.
Koleksi Digital: Dari NFT ke Augmented Reality
Era digital membawa merchandise musisi ke level baru: koleksi digital. NFT (Non-Fungible Token) memungkinkan penggemar membeli karya digital eksklusif, mulai dari cover art, tiket konser virtual, hingga avatar metaverse.
Contoh: Kings of Leon menjadi band besar pertama yang merilis album dalam bentuk NFT pada 2021. Menurut Billboard, tren ini membuka peluang baru monetisasi bagi musisi independen maupun artis besar.
Selain NFT, teknologi AR (augmented reality) juga mulai dipakai untuk merchandise interaktif. Fans bisa memindai kaos atau poster untuk melihat animasi khusus lewat smartphone.
Dampak bagi Industri Musik
- Pendapatan Tambahan: Merchandise sering jadi sumber pemasukan utama selain konser.
- Identitas Fans: Merchandise memperkuat rasa memiliki komunitas penggemar.
- Inovasi Kreatif: Musisi bebas mengeksplorasi desain, medium, hingga teknologi terbaru.
- Globalisasi: Penjualan online membuat merchandise musisi bisa diakses penggemar di seluruh dunia.
Merchandise di Indonesia
Di Indonesia, merchandise musisi juga semakin berkembang. Band-band indie seperti Efek Rumah Kaca dan Reality Club sukses menjual kaos dan vinyl edisi terbatas. Sementara itu, musisi muda mulai mengeksplorasi NFT sebagai koleksi digital.
Situs lokal Seputar Musik Indie melaporkan peningkatan tren fans membeli merchandise eksklusif sebagai bentuk dukungan langsung bagi musisi.
Kesimpulan
Merchandise musisi bukan lagi sekadar kaos konser. Evolusinya kini mencakup rilisan fisik eksklusif, kolaborasi fesyen, hingga koleksi digital berbasis NFT. Tren ini menunjukkan bahwa hubungan antara musisi dan penggemar semakin luas, kreatif, dan digital.
Di masa depan, merchandise kemungkinan akan menjadi kombinasi fisik dan virtual, memberikan pengalaman unik yang melampaui sekadar memorabilia.

